Jakarta Trip

Wednesday 17 April 2013

Jam menunjukkan pukul 21.03 PM. Hufft.

I just got home. Dari Jakarta. Kakiku melangkah dari mobil, kuhirup nafas dalam-dalam. Nikmat! Aku udah muak sama benda elektronik bernama AC. Udara segar aja deh.

Kemarin, aku ikut ke Jakarta sama Abi. Yah, ngikut aja sih, belajarnya disana, sekalian liat gimana kerjaan abi. Rencananya mau nginep malah, tapi nggak jadi.

So, i wake up late. Telat, 10 menit sebelum jadwal keberangkatan. Nggak ada persiapan. Salto dari kasur (nggak seekstrim itu sih), mandi, grab some books and leave. Aku sempet nyari kaus kaki, tapi nggak ketemu. Dan berhubung abi bilang pakai sendal aja, yaudah. Dijalan, aku baca buku-buku yang kubawa, ada Echo 3, buku prancisku, ada Buku Matematika Untuk Kelas XI, dan satu lagi, Alex's Adventures In Numberland.

Sahabat gue sepanjang hari.
Turns out, yang terakhir disebut adalah buku yang paaaallliiiiing menarik. Bercerita tentang Dunia Matematika, keajaiban matematika, kesempurnaan angka-angka, pembuktian Pythagorean Theory, kisah bagaimana terciptanya Sudoku... And a lot more. Curious? Don't worry, i'm gonna write a separate article about this interesting book. Yah, hampir sepanjang hari aku cuma baca buku itu aja. Seru sih.

Okay, jam 10, atau setengah 11 kita sampai ke Sovereign Plaza, tempat rapat Abi. Terus aku ikut ke ruang rapat  (ciee ikut rapat xD), awalnya aku mojok doang sih, tapi keceplosan juga nanya... xD. Kami (Eh?) rapat sampai dzuhur.

Setelah shalat, langsung makan siang. Porsinya kecil, mana tadi nggak sempet sarapan lagi, cacing di perut gue protes kayaknya. Rapat dilanjutkan sampai Jam 2.

Abis rapat, berangkat lagi. Kali ini menuju gedung lain, tempat abi rapat. Disini, aku nunggu di parkiran yang, untungnya, di atas gedung, bukan dibawah.

Tapi di sana, kerasa banget. Polusi udara Jakarta benar-benar-benar, mengerikan. Aku selalu mengalami sedikit gangguan pernafasan setiap kesana. Musim Hujan, Awan gelap terasa selalu membayangi. Kemarau, matahari terik membakar. Wow, sungguh kota impian.. #sarcasm

I'd say, if it isn't the Capital, nobody would even thought to live there. Padahal pada Zaman Belanda, atau sebelumnya, Batavia, Jayakarta, dikenal sebagai kota besar yang bagus. Sejak jatuh ke pengurus yang salah, ancur deh... Oke, it's your job, Mr. Jokowi. I won't interfere.

Okay, mungkin Bandung bukan kota yang bagus, jalan ancur, keamanan, infrastruktur jelek. Tapi kalau udah berkunjung ke Jakarta, kita pasti bersyukur bisa tinggal di Bandung. Udara masih bisa dihirup, nggak harus pake AC di setiap bangunan. Awesome.

Rencana awal kita mau nginep, tapi ternyata Abi nggak akan rapat terlalu lama. Yo wis, kita pulang. Okay, aku bersyukur mendengar kami bakal pulang. Dan selain kebencianku terhadap Jakarta, ada alasan lain:


  1. Aku kurang persiapan, nggak bawa buku soal.
  2. Lupa bawa laptop.
  3. Pakai sendal jepit, Abi kira sendal gunung.
  4. Pakaian Ganti nggak lengkap.
  5. Nggak bawa peralatan mandi.
  6. Dan.. eerr.. Gini, jadi kan keluargaku ngerentalin mobil. Bisa pakai Supir. Nah, malam sebelumnya, ada yang rental. Mobil diambil sama supir, sementara dia menitipkan kunci motornya. Guess what? Yep. Kunci motornya kebawa di sakuku. Konyol. 
Okay, dijalan kami istirahat, aku bangun udah di Pasteur. Bandung. Pas kebetulan kita hampir nyampe, supirnya dateng. Untung aja! Selamet.

Pesan: Bersyukur sama kotamu!! Selalu ada tempat yang lebih parah.

No comments:

Post a Comment

None

 

Hits

Stack Overflow

Blogroll

Blog Nanda
Days of Nan - http://nan2598.blogspot.com/

Writings of Niti
Niti No Kakikomi - http://samazamanakakikomi.blogspot