Syria - Shocking: #AylanKurdi #KijiyaVuranInsanlik

Friday 4 September 2015

Just yesterday, I was calmly scrolling through my newsfeed when I come across this news.

Aku diam, terkesiap, termangu.
Aku menengadah. Wajahku panas.
Kok gini..
Kok nggak berdaya gini?

This is unbearable.

I hope this will help raising our awareness, even if it's just a little.



Reuters

Kurang dari 48 jam yang lalu, dunia dikagetkan dengan foto-foto menusuk dari tubuh seorang bayi pengungsi asal Suriah yang diantarkan ombak ke pesisir Turki. 'Aylan Kurdi, diketahui merupakan salah satu korban dari tenggelamnya perahu pengungsi ketika menuju Pulau Kos, Yunani. Dalam insiden ini, diketahui hanya dua orang yang selamat, salah satunya ayah dari bayi ini, Abdellah Kurdi. Foto ini menyebar di Twitter dan situs-situs berita, masuk ke TTWW (Trending Topics Wordwide) dengan hashtag #AylanKurdi #KijiyaViranInsanlik dan #HumanityWashedAshore

'Aylan Kurdi - Bahkan belum 3 tahun :')


Situasi putus asa di Suriah yang hancur oleh perang, telah memaksa setidaknya setengah dari populasi negara tersebut untuk pergi menyelamatkan diri. Turki menjadi destinasi utama, secara luar biasa menampung nyaris 4 juta orang pengungsi dan mengeluarkan bantuan senilai  5.6 miliar dolar AS - atau setara Rp80 trilyun. Lebanon menampung sekitar satu juta pengungsi, kurang dari 150.000 di Eropa, dan sisanya di negara sekitar Suriah.

Krisis Pengungsi = Krisis Kemanusiaan

Sejak konflik dimulai pada tahun 2011, rakyat Suriah, penduduk sipil telah menjadi korban utama. Lebih dari 300.000 orang telah tewas oleh senjata tajam, misil, bom, serta senjata kimia. Sembilan juta orang melarikan diri dari negara tersebut. Mereka yang mengungsi pun jauh dari mencicipi hidup yang layak, dengan kurangnya suplai makanan, pakaian, dan obat-obatan. Banyak yang berharap mendapatkan perlindungan dari negara-negara Uni Eropa. Jerman, telah mengakomodasi sekitar 30.000 orang, dan berencana untuk merangkul hingga 800.000 orang pengungsi.


Meski secara umum Uni Eropa bersepakat untuk membantu, bantuan yang diberikan sangat bervariasi, seperti pada kasus Inggris. Kontras dengan Jerman, Inggris baru mengizinkan 166 orang dalam satu tahun sejak Juni 2014 lalu - meski tekanan dari masyarakat inggris terus meningkat untuk menerima pengungsi. Sejak foto diatas beredar, sebuah petisi untuk parlemen yang meminta Inggris merevisi kebijakan untuk pengungsi telah mencapai sekitar 60 ribu tanda tangan kemarin siang, meningkat menjadi 218 ribu permintaan kemarin malam, dan 309 ribu tadi pagi (4/9) sekitar pukul 5.00, jauh melampaui target 100 ribu tanda tangan . Twitter juga kebanjiran kicauan dengan tagar #RefugeesWelcome yang mendesak PM Inggris David Cameron untuk merubah kebijakannya.

Kiel, Jerman. Sumber: The Guardian
Rakyat Jerman sendiri, patut diapresiasi, sangat membuka diri pada para pengungsi. Banyak program di akar rumput yang menggelar bantuan untuk para pengungsi, bahkan sebuah program di Berlin, bertujuan untuk menyediakan kamar di rumah warga jerman sebagai tempat tinggal bagi pengungsi, kebanjiran permintaan pendaftaran dari warga, dengan lebih dari 780 aplikasi menyatakan bersedia untuk menampung pengungsi.


Seorang anak berumur 13 tahun dari Suriah menyampaikan permohonan kepada Eropa di Budapest, Hungaria:


Sumber: AJ+



The message is clear: Stop the war.

Meski respon internasional secara general positif, tetap ada sentimen negatif yang beredar. Di situs-situs berita berbahasa inggris, banyak komentar rasis, melecehkan, dan anti-pengungsi dengan mudah ditemukan. Begitupun di dunia nyata, seiring meningkatnya jumlah asylum seekers, meningkat pula kekerasan terhadap mereka. Sejak awal 2015, sudah 336 kasus kekerasan di Jerman terjadi, umumnya oleh para garis keras sayap kanan.

Kritik keras dari dunia internasional juga ditujukan pada negara-negara teluk, seiring Arab Saudi, Bahrain, Qatar, UAE, negara-negara kaya yang posisinya relatif dekat ini menolak untuk menerima satupun pengungsi. Lebih menyedihkan lagi, karena mereka seharusnya adalah muslim. Dari rakyat arab, kritik keras kepada kebijakan pemerintah bergaung di Twitter di hashtag bahasa arab #Welcoming_Syria's_refugees_is_a_Gulf_duty
Sakit gini ilustrasinya 

Semoga ini jadi pengingat bagi kita semua, dan membekas dihati kita, kalau punya. Remember that, just because it's not happening here, doesn't mean it's not happening.

Fii Amanillah, our brothers, may Allah grant you Jannah for what you've been fighting for.

And for 'Aylan, sleep tight, we hope we'll see you again in Jannah. Aamiin.

Bandung 9 September 2015,
with condolences,
Akhyar Kamili

 

Hits

Stack Overflow

Blogroll

Blog Nanda
Days of Nan - http://nan2598.blogspot.com/

Writings of Niti
Niti No Kakikomi - http://samazamanakakikomi.blogspot