Ibukota Prancis, Paris dikejutkan dengan serangan terhadap
kantor Charlie Hebdo, Rabu(7/1). Serangan ini menewaskan 12 orang dan melukai 6
orang lainnya. Berdasarkan sebuah kartu identitas yang secara kebetulan tidak sengaja ketinggalan di
mobil sang peneror, dapat disimpulkan bahwa pelakunya adalah ekstremis Islam.
Charlie Hebdo sendiri adalah koran satir yang berisi kartun,
berita, polemik dan lelucon. Publikasinya bernada kasar, anti-religius, sayap
kiri. Koran ini dikritik dan juga dibenci oleh banyak orang, karena seringkali
mempublikasikan gambar-gambar yang ofensif dan kontroversial, seperti gambar
Nabi Muhammad SAW, dan ejekan terhadap agama-agama kristen dan yahudi.
Penyerangan ini bukanlah yang pertama kali terjadi terhadap
Charlie Hebdo, kantornya juga pernah dibakar pada tahun 2011. Namun penyerangan
kali ini menghasilkan banyak korban, dan menarik perhatian yang luar biasa
besar. Serangan ini memang biadab, dan bisa dikategorikan sebagai perbuatan
kriminal, dan saya mengutuk serangan ini dan siapapun yang ada di belakangnya. However, fokus kita kali ini adalah
korban yang sesungguhnya: Umat Islam. Kok?
Well, captain obvious
is here to explain.
Islam di Eropa sekarang sedang berkembang dengan pesat, alhamdulillah, berkat kerja keras para dai dan masyarakat muslim yang datang kesana, secara damai. Sementara, lagi dan lagi, kaum muslimin ditimpa isu yang mempersulit langkah mereka, 9/11, suicide bombers, ISIS, dan sebagainya. Entah siapa yang ada dibelakangnya. Para da'i, umat muslim di Eropa, berjuang keras melawannya. Mereka menunjukkan wajah Islam yang sebenarnya, yang damai, yang cerdas, yang logis, yang santun dan dihormati.
Kemudian, beberapa minggu lalu, masih teringat jelas kasus penembakan
di Australia, yang menjadi headline banyak media internasional. Seolah mendapat
dorongan, gerakan anti-Islam di dunia maya langsung berkobar bagaikan api
disiram bensin. Setelah itu, ada respons gerakan solidaritas #IllRideWithYou
yang menolak generalisasi muslim sebagai teroris.
Lalu, sejak
beberapa hari lalu, media dihiasi berita tentang aksi-aksi demonstrasi anti
Islam di Jerman. Meski kanselir Jerman Angela Merkel menyebut mereka rasis
dan penuh kebencian, hampir 18 ribu orang yang tergabung dalam PEGIDA (kurang
lebih Patriotic Europeans Against the Islamisation of the West), turun ke
jalan-jalan untuk menolak datangnya imigran muslim ke Jerman. Mereka takut
bahwa kultur dan budaya mereka akan dirubah dengan adanya pendatang muslim ini.
Dan sekarang, seolah saling menyambut, cobaan berikutnya
menimpa umat Islam, sangat berat malah bagi mereka yang tinggal di Eropa: Terjadi
aksi terorisme ditengah-tengah Paris, pada siang bolong. Ini bukan hanya
menyulut api dengan bensin, tapi sekaligus memasukkan bahan peledak ke
dalamnya. Meledaknya pemberitaan Media membawa mereka yang tadinya netral, atau
tidak memperhatikan, bergerak satu langkah ke arah kebencian terhadap Islam. Reaksi paling keras tentu datang dari para
islamofobis (anti-Islam), dan antireligius. Mereka secara barbar mengutuk habis-habisan, dan dengan kata-kata yang tidak pantas, menghina agama Islam bahkan semua agama. Sepertinya ini hal standar, generalisasi. Meski mereka sendiri tidak mau digeneralisasi.
This is the flaming hatred (click to zoom):
This is the flaming hatred (click to zoom):
Bahkan, anarkisme langsung:
Dan para pelaku diatas, para anti-Islam, adalah satu-satunya pihak yang mengambil keuntungan dari kejadian ini. Kaum muslim, apa untungnya? Dapat dipastikan Charlie Hebdo sendiri akan mendapat lebih banyak simpatisan, dari sebelumnya. Salah kaprah, kalau ini dianggap pembalasan karena CH menghina Islam. Yang ditusuk disini adalah kaum muslimin sendiri.
Kejadian penembakannya memang cuma sekilas, pelakunya sedikit. tapi dampaknya terhadap umat muslim luas dan berkepanjangan. Cobaan besar bagi kaum Muslim di Eropa, apalagi bagi mereka yang tinggal di Jerman atau Prancis. Mereka menghadapi ancaman anarkisme yang besar sekarang, dengan banyaknya orang yang buta dengan kebencian disana. Kita yang tinggal di negara dengan mayoritas muslim, mari berdoa, dan berikhtiar dengan membela agama kita, yaitu agama yang membawa rahmat ke seluruh alam.
Bandung, 8 Januari 2014
Akhyar Kamili
I'd recommend you to read: http://akhyarkamili.blogspot.com/2015/01/je-ne-suis-pas-charlie-stop-hatred.html
Akhyar Kamili
I'd recommend you to read: http://akhyarkamili.blogspot.com/2015/01/je-ne-suis-pas-charlie-stop-hatred.html
No comments:
Post a Comment
None