Je ne suis pas Charlie: Stop the hatred.
Friday, 9 January 2015
What happened two days ago in Paris is a tragedy.
Islam forbids the killing of people, of citizens unjustly. Showing up in broad daylight, wearing masks and holding guns, then starting shoot innocent people is wrong. To defend the act, is an act of ignorance. It's not just harmful to the victims, or to the french people, the greatest harm done by this crime is to muslims in Europe and the muslim population around the world.
With that said, let me make a statement here: Je ne suis pas Charlie.
No, not because I don't sympathize with the victims. Not because I agree with the attack. It's because I care, and I want this to stop. I'm not Charlie, who mocks religions for satire, I'm not Charlie, who spreads hate against religions, distorting images and creating twisted perceptions. This has to stop, now.
What Charlie Hebdo has done, is not justifiable in any means. Freedom of speech, like any other freedom, has rules to be followed. Offending 2 billion Muslims, or even almost 60 percent of the world population, is clearly not one of it.It's not even a newspaper, that would be an offense to newspapers.
Some media, however, just loves to make clickbaits for their own benefits, by creating hot debates on their site. For example, what USA Today did. This is a perfect example of human greed. Some online communities that promotes anti-Islam is not helping either. They are doing nothing but making the conflict worse.
If anything should be done right now, is to stop the overreacting and take a breath, then think about the whole story for a minute. Then, promote peace, and stop the hate.
Let me say it again.
Bandung, 9 Januari 2014
Akhyar Kamili
Penembakan Charlie Hebdo
Thursday, 8 January 2015
Ibukota Prancis, Paris dikejutkan dengan serangan terhadap
kantor Charlie Hebdo, Rabu(7/1). Serangan ini menewaskan 12 orang dan melukai 6
orang lainnya. Berdasarkan sebuah kartu identitas yang secara kebetulan tidak sengaja ketinggalan di
mobil sang peneror, dapat disimpulkan bahwa pelakunya adalah ekstremis Islam.
Charlie Hebdo sendiri adalah koran satir yang berisi kartun,
berita, polemik dan lelucon. Publikasinya bernada kasar, anti-religius, sayap
kiri. Koran ini dikritik dan juga dibenci oleh banyak orang, karena seringkali
mempublikasikan gambar-gambar yang ofensif dan kontroversial, seperti gambar
Nabi Muhammad SAW, dan ejekan terhadap agama-agama kristen dan yahudi.
Penyerangan ini bukanlah yang pertama kali terjadi terhadap
Charlie Hebdo, kantornya juga pernah dibakar pada tahun 2011. Namun penyerangan
kali ini menghasilkan banyak korban, dan menarik perhatian yang luar biasa
besar. Serangan ini memang biadab, dan bisa dikategorikan sebagai perbuatan
kriminal, dan saya mengutuk serangan ini dan siapapun yang ada di belakangnya. However, fokus kita kali ini adalah
korban yang sesungguhnya: Umat Islam. Kok?
Well, captain obvious
is here to explain.
Islam di Eropa sekarang sedang berkembang dengan pesat, alhamdulillah, berkat kerja keras para dai dan masyarakat muslim yang datang kesana, secara damai. Sementara, lagi dan lagi, kaum muslimin ditimpa isu yang mempersulit langkah mereka, 9/11, suicide bombers, ISIS, dan sebagainya. Entah siapa yang ada dibelakangnya. Para da'i, umat muslim di Eropa, berjuang keras melawannya. Mereka menunjukkan wajah Islam yang sebenarnya, yang damai, yang cerdas, yang logis, yang santun dan dihormati.
Kemudian, beberapa minggu lalu, masih teringat jelas kasus penembakan
di Australia, yang menjadi headline banyak media internasional. Seolah mendapat
dorongan, gerakan anti-Islam di dunia maya langsung berkobar bagaikan api
disiram bensin. Setelah itu, ada respons gerakan solidaritas #IllRideWithYou
yang menolak generalisasi muslim sebagai teroris.
Lalu, sejak
beberapa hari lalu, media dihiasi berita tentang aksi-aksi demonstrasi anti
Islam di Jerman. Meski kanselir Jerman Angela Merkel menyebut mereka rasis
dan penuh kebencian, hampir 18 ribu orang yang tergabung dalam PEGIDA (kurang
lebih Patriotic Europeans Against the Islamisation of the West), turun ke
jalan-jalan untuk menolak datangnya imigran muslim ke Jerman. Mereka takut
bahwa kultur dan budaya mereka akan dirubah dengan adanya pendatang muslim ini.
Dan sekarang, seolah saling menyambut, cobaan berikutnya
menimpa umat Islam, sangat berat malah bagi mereka yang tinggal di Eropa: Terjadi
aksi terorisme ditengah-tengah Paris, pada siang bolong. Ini bukan hanya
menyulut api dengan bensin, tapi sekaligus memasukkan bahan peledak ke
dalamnya. Meledaknya pemberitaan Media membawa mereka yang tadinya netral, atau
tidak memperhatikan, bergerak satu langkah ke arah kebencian terhadap Islam. Reaksi paling keras tentu datang dari para
islamofobis (anti-Islam), dan antireligius. Mereka secara barbar mengutuk habis-habisan, dan dengan kata-kata yang tidak pantas, menghina agama Islam bahkan semua agama. Sepertinya ini hal standar, generalisasi. Meski mereka sendiri tidak mau digeneralisasi.
This is the flaming hatred (click to zoom):
This is the flaming hatred (click to zoom):
Bahkan, anarkisme langsung:
Dan para pelaku diatas, para anti-Islam, adalah satu-satunya pihak yang mengambil keuntungan dari kejadian ini. Kaum muslim, apa untungnya? Dapat dipastikan Charlie Hebdo sendiri akan mendapat lebih banyak simpatisan, dari sebelumnya. Salah kaprah, kalau ini dianggap pembalasan karena CH menghina Islam. Yang ditusuk disini adalah kaum muslimin sendiri.
Kejadian penembakannya memang cuma sekilas, pelakunya sedikit. tapi dampaknya terhadap umat muslim luas dan berkepanjangan. Cobaan besar bagi kaum Muslim di Eropa, apalagi bagi mereka yang tinggal di Jerman atau Prancis. Mereka menghadapi ancaman anarkisme yang besar sekarang, dengan banyaknya orang yang buta dengan kebencian disana. Kita yang tinggal di negara dengan mayoritas muslim, mari berdoa, dan berikhtiar dengan membela agama kita, yaitu agama yang membawa rahmat ke seluruh alam.
Bandung, 8 Januari 2014
Akhyar Kamili
I'd recommend you to read: http://akhyarkamili.blogspot.com/2015/01/je-ne-suis-pas-charlie-stop-hatred.html
Akhyar Kamili
I'd recommend you to read: http://akhyarkamili.blogspot.com/2015/01/je-ne-suis-pas-charlie-stop-hatred.html
Labels:
#parisshooting,
#prayforfrenchmuslims,
#thoughts
Subscribe to:
Posts (Atom)